Kamu membuka mata. Baru saja kamu tidur selama beberapa
jam. Kamu bisa merasakan pikiranmu melayang-layang antara sadar dan tidak.
Sambil berusaha mengumpulkan kesadaranmu, kamu mencoba untuk bangun. Tetapi,
ada sesuatu yang tidak beres. Tubuhmu tidak bisa bergerak, nafasmu sesak,
seakan-akan ada makhluk tidak terlihat yang menginjak dadamu. Kamu membuka
mulutmu dan hendak berteriak, tidak ada suara yang keluar. Seseorang sedang
mencekik leherku, pikirmu. Ada sesuatu yang tidak beres.
Ya, kalian mengerti maksud saya. Kita semua pernah mengalaminya. Sebagian menyebut fenomena ini dengan sebutan tindih hantu atau irep-irep. Entah apa kata resmi bahasa Indonesianya. Dulu, saya sempat mengira kalau kata fenomena ini disebut Lucid Dream. Namun, ternyata saya salah. Fenomena ini sebenarnya bernama Sleep Paralysis (Lumpuh Tidur) atau The Old Hag Syndrome.
Mereka yang mengalami fenomena ini kadang merasa
ketakutan karena mengira sedang diserang oleh setan. Tidak bisa disalahkan.
Zaman dulu, ada kepercayaan kalau fenomena ini diakibatkan oleh "Old
Hag" atau "Penyihir" yang sedang menduduki dada korban. Dari situlah
ia mendapatkan nama The Old Hag Syndrome.
Ketika ilmu pengetahuan mulai berkembang, nama The Old Hag Syndrome mulai ditinggalkan. Para peneliti lebih suka menyebutnya Sleep Paralysis (SP).
Lalu, pertanyaannya adalah: Apa yang menyebabkannya?
Menurut survey Gallup tahun 1992, hampir semua orang dewasa mengalami Sleep Paralysis, paling tidak dua tahun sekali. Jadi fenomena ini bukan sesuatu yang asing bagi manusia. Usaha untuk menelitinya telah berlangsung sejak tahun 1950an, namun baru benar-benar bisa dipahami ketika para peneliti mulai mengerti hubungan antara kondisi REM (Rapid eye movement) dengan mimpi.
Ketika kita
tidur, kita akan memasuki beberapa tahapan tertentu. Memang ada banyak, namun
kita hanya akan melihat dua tahapan besarnya, yaitu Non REM dan REM.
Ketika kita
tidur, 80 menit pertama, kita memasuki kondisi Non Rem, lalu diikuti 10 menit
REM. Siklus 90 menit ini berulang sekitar 3 sampai 6 kali semalam. Selama Non
REM, tubuh kita menghasilkan beberapa gerakan minor dan mata kita
bergerak-gerak kecil.
Ketika kita
masuk ke kondisi REM, detak jantung bertambah cepat, hembusan nafas menjadi
cepat dan pendek dan mata kita bergerak dengan cepat (Rapid eye movement -
REM). Dalam kondisi inilah mimpi kita tercipta dengan jelas dan kita bisa melihat
objek-objek di dalam mimpi.
Dr.Max
Hirshkowitz, direktur Sleep Disorders Center di Veterans
Administration Medical Center di Houston mengatakan kalau Sleep
Paralysis muncul ketika otak kita mengalami kondisi transisi antara tidur mimpi
yang dalam (REM dreaming Sleep) dan kondisi sadar.
Selama REM
dreaming sleep, otak kita mematikan fungsi gerak sebagian besar otot tubuh
sehingga kita tidak bisa bergerak. Dengan kata lain, kita lumpuh sementara. Fenomena
ini disebut REM Atonia.
"Kadang, otak kita tidak mengakhiri mimpi atau lumpuh kita dengan sempurna ketika terbangun. Ini bisa menjelaskan mengapa tubuh kita menjadi kaku."
"Kadang, otak kita tidak mengakhiri mimpi atau lumpuh kita dengan sempurna ketika terbangun. Ini bisa menjelaskan mengapa tubuh kita menjadi kaku."
Menurut hasil penelitiannya, Dr.Hirshkowitz menyimpulkan kalau efek ini hanya berlangsung selama beberapa detik hingga paling lama satu menit. Namun, bagi korban, sepertinya pengalaman ini berlangsung sangat lama.
Lalu, bagaimana dengan perasaan adanya makhluk gaib yang
muncul di kamar kita?
Florence Cardinal, seorang peneliti lain mengatakan kalau halusinasi biasanya memang menyertai Sleep Paralysis. Kadang ada perasaan kalau ada orang lain di dalam ruangan atau bahkan kita bisa merasakan adanya makhluk yang sedang melayang di atas kita.
Lalu, kita
bisa merasakan adanya tekanan di dada seperti sedang diinjak atau diduduki.
Malah, ada beberapa korban yang melaporkan mendengar suara langkah kaki, pintu
terbuka dan suara-suara aneh. Ini cukup menakutkan, tapi normal. Bahkan banyak
peneliti yang percaya kalau fenomena "penculikan oleh alien" atau
"diserang roh jahat" kebanyakan hanyalah halusinasi yang terkait dengan
Sleep Paralysis.
Lalu, dalam kondisi apakah Sleep Paralysis biasa muncul?
Beberapa penelitian menunjukkan adanya kondisi tertentu dimana kemungkinan mengalami Sleep Paralysis akan menjadi lebih tinggi bagi seseorang. Mereka yang mengalaminya, biasanya adalah ketika yang bersangkutan tidur telentang.
Lalu,
fenomena ini lebih sering terjadi pada mereka yang mengalami kelelahan yang
berlebihan atau mereka yang jadwal tidur normalnya terganggu.
Dan luar
biasanya, mereka yang biasa minum obat penenang akan menjadi lebih
sering mengalaminya (Ironis bukan?).
Bagaimana kita menghindari Sleep Paralysis?
Ini ada beberapa tips yang dihasilkan dari penelitian klinis, yaitu:
1. Tidurlah
yang cukup dan teratur
2. Kurangi
Stress
3.
Berolahragalah secara teratur
Dengan kata lain, gaya hidup sehat!
Tapi yang
terpenting dari semuanya adalah, Jika kalian terlanjur mengalami ini, tidak
perlu takut, karena fenomena ini hanya berlangsung sesaat dan akan segera
berlalu.
wahh makasi...
BalasHapussama-sama. semoga bermanfaat...
Hapusmenarik gan ..
BalasHapusmakasih gan...
Hapus